manusia untuk mempertahankan hidupnya.Kehidupan manusia tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan komunikasi, karena manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain untuk mempertahankan hidupnya.Komunikasi antar
manusia tercipta melalui komunikasi, baik itu komunikasi verbal (bahasa) maupun
nonverbal (simbol, gambar, atau media komunikasi lainnya).Selain untuk
mempertahankan hidupnya, komunikasi juga mempunyai fungsi untuk
memelihara hubungan dan memperoeh kebahagiaan.
Kata komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal
Komunikasi mempunyai banyak makna namun dari sekian banyak definisi
dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki yaitu
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung
secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjalin atau
berlangsung antara dua orang atau sekelompok kecil orang. Dengan pengertian
lain, komunikasi antar pribadi yaitu proses pengiriman pesan dari seseorang dan
diterima oleh seseorang dengan efek dan timbal balik yang langsung.
komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara
seorang komunikator dengan komunikan yang dianggap palng efektif untuk
mengubah sikap, pendapat serta perilaku manusia. Dan suatu kesimpulan yang
bisa terlihat dari berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa komunikasi
antar pribadi mempunyai hubungan erat dengan sikap dan perilaku manusia.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi individual atau komunikasi
yang terjadi dalam keluarga. Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung
secara timbal balik serta silih berganti, bisa dari anak ke orang tua atau dari orang
tua ke anak, ataupun dari anak ke anak. Tanggung jawab orang tua dalam
komunikasi keluarga adalah mendidik.
Dalam konteks komunikasi keluarga, sistem pesan yang dimiliki keluarga
merupakan sistem yang unik. Setiap keluarga pasti memiliki sistem pesan yang
unik untuk menyediakan makna sehubungan dengan fungsi utamanya memberi
bentuk pada kehidupan berkeluarga. Dengan kata lain, sebagai penyedia
komunikasi untuk memberikan bentuk dan isi dalam kehidupan berkeluarga ketika
anggota terlibat dalam fungsi yang terkait dengan keluarga
Keluarga sebagai sistem terkecil dalam sebuah masyarakat memiliki
fungsi – fungsi yang secara umum meletakkan dasar kehidupan dan membantu
generasi penerusnya untuk bertahan. Maka peran orang tua sebagai peran utama
dalam keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki peranan
yang penting dalam pembentukan dan perkembangan mental anak.
Hubungan keluarga dapat terganggu oleh kehadiran seorang anak yang
kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya seperti anak indigo.
Karena anak indigo memiliki kemampuan khusus yang membutuhkan peranan
besar dari kedua orang tuanya dalam proses pembentukan karakter dan mental
anak tersebut.
Walaupun mereka telah sampai pada usia remaja sampai dewasa sekali
pun, peranan orang tua dalam memahami dan mendidik anak – anak yang
dikategorikan memiliki ’dunia sendiri’ atau dapat berkomunikasi dengan bangsabangsa
halus ini masih tetap dibutuhkan.
Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa jumlah anak yang
memiliki cakra mata ketiga atau yang biasa disebut dengan anak indigo dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Lebih dari 85% anak Indigo lahir tahun 1992 atau
sesudahnya, 90% lahir tahun 1994, dan 95% atau lebih lahir saat ini (beberapa
orang mengatakan 99%) adalah anak-anak Indigo. (www.google.com,13 Oktober
2009 : 20.52 WIB). Namun tidak ada data yang valid mengenai jumlah anak
indigo yang lahir di dunia ini dikarenakan kurangnya k
Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia dan
memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku
Understanding Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk
mengelompokkan pola dasar perangai manusia melalui warna aura, mendapat
dukungan psikiater Dr. McGreggor di San Diego University. Dalam klasifikasi
yang baru itu Nancy membahas warna nila yang muncul kuat pada hampir 80
persen aura anak-anak yang lahir setelah 1980. Warna itu bisa dilihat dengan Foto
Kirlian atau dengan alat generasi baru sejenis seperti Video Aura.
Warna nila menempati urutan keenam pada spektrum warna pelangi
maupun pada deretan vertikal cakra (dari bawah ke atas), dalam bahasa
Sansekerta disebut Cakra Ajna, yang terletak di dahi, di antara dua mata.
Anak indigo adalah anak-anak yang memiliki aura dominan berwarna
nila, namun fisiknya sama seperti anak lainnya. Di samping i
tidak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara
maupun prosedur yang ada.Anak indigo memiliki kebijaksanaan yang tinggi dan
tingkat kesadaran ”di luar tahun”. Mereka bisa menjadi sangat blak – blakan
ketika mereka sedang berbicara. Seorang anak indigo akan berbicara seperti
layaknya orang dewasa sehingga menyebabkan orang tua mereka kesulitan untuk
berkomunikasi dengan mereka.
Anak indigo sering didiagnosis dengan Hiperaktif Attention Deficit
Disorder (ADHD) bahwa mereka menjadi tidak ramah ketika berada dalam suatu
komunitas bukan orang indigo. Mereka adalah orang – orang yang sangat energik
dan senang menjelaskan sesuatu. Mereka juga cenderung sangat animasi dan
dramatis. Kekeliruan identifikasi terhadap anak Indigo sebagai anak kurang
perhatian dan hiperaktif atau ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan
Kekurangan Perhatian) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder =
Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) adalah salah satu sebab kesalahan
perlakuan terhadap mereka sehingga menyebabkan orang tua men
ga memiliki kemampuan intrapersonal yang berbeda, dan merupakan suatu
tingkat kesadaran diri yang berbeda.
Pandangan yang mengaitkan para anak indigo dengan sesuatu yang
bersifat irasional dan cenderung mistis di Indonesia sudah menjadi suatu stigma
yang berlaku, karena memang terkait dengan kebudayaan masyarakat Indonesia
itu sendiri, sebagian besar masih memiliki kebudayaan mistis yang kental. Dalam
kelahirannya di negeri Indonesia masih banyak juga yang tidak perduli dengan
fenomena ini dan juga banyak yang tidak mengetahui.
Banyak anak-anak indigo yang tidak dapat menyalurkan bakatnya, hal
ini banyak terjadi akibat dari pola asuh orang tua yang melihat keberadaan mereka
sebagai sesuatu yang aneh dan menjurus pada penyakit. Maka, tak jarang pada
awal kemunculannya, mereka dikatakan sebagai anak yang aneh, anak yang tidak
wajar dan sangat mengganggu. Selain itu, perilaku hiperaktif mereka di cap
sebagai anak yang tidak mau patuh atau bandel.
Akibatnya mereka merasa tertekan dan merasa tidak nyaman dengan
keadaan mereka. Belum lagi penolakan secara terang-terangan terhadap mereka
yang menyebabkan tekanan mental (psikis) pada awal kehidupannya. Hal itu
sangat berbahaya bagi pekembangan karakter dan mentalnya di masa mendatang
jika tidak dengan segera ditangani.
Menurut pemahaman orang awam (selain indigo), kemampuan indigo
dianggap sebagai penyakit. Karena pada umumnya, lingkungan disekitar anakanak
indigo, menganggap perilaku mereka berbeda dari perilaku
Anak indigo dilahirkan ke dunia dengan tantangan yang tidak mudah
dilalui. Mereka berada pada tingkat sensitivitas yang tinggi dan sulit dipahami,
sehingga hanya dapat diterima oleh orangtua yang bersifat tidak menentang. Sifat
non-konformis terhadap sistem dan disiplin yang ada akan menyulitkan mereka
untuk mematuhi sistem peraturan yang di miliki oleh orang tua mereka. Anak
indigo lebih bersikap acuh ketika dihadapkan pada aturan-aturan yang telah
diberlakukan orang tua terhadap mereka. Mereka akan cenderung bersikap
melanggar dan menentang peraturan tersebut. Sifat ini akan menyulitkan orang tua
untuk mengajak mereka untuk berkomunikasi dan memahami apa yang mereka
inginkan.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Wendy Chapman, 1982, peneliti dari
Inggris, yang menjelaskan bahwa anak indigo adalah anak-anak yang umumnya
tidak mudah diatur oleh kekuasaan, tidak mudah berkompromi, emosional dan
beberapa diantaranya memiliki tubuh rentan, sangat berbakat atau berkemampuan
akademis baik, dan mempunyai kemampuan metafisis. Mereka bisa melihat
permasalahan lebih mendalam. Intuisi anak seperti itu juga kuat.
(www.google.com, 14 Oktober 2009, 23.21 WIB). Ketika orang tua berbohong
terhadap mereka pun , mereka akan segera mengetahuinya dan menyebabkan
keengganan mereka untuk berkomunikasi lagi dengan orang tua mereka. Apabila
komunikasi yang terjadi demikian, maka akan membuat sang anak tidak pernah
percaya lagi terhadap orang tua mereka dan cenderung menyepelekan orang tua
mereka di kala sang anak diajak untuk berkomunikasi lagi.
Kebanyakan anak indigo menjadi anti sosial karena lingkungan tidak mau
menerima apa adanya, memahami visi, misi dan cita – cita mereka yang mulia
akan kehidupan ini. Anak indigo yang frustasi dengan sikap penolakan di
lingkungan mereka, khususnya orang tua mereka. Inilah yang menyebabkan
adanya gangguan komunikasi antara anak dan orang
lingkungan sosialnya di luar indigo. Hal ini tentu
p bebas), atau dengan pola Authoritative (cenderung bersikap menghindar
dari kegelisahan, kekacauan).
Sebagai orang tua, mereka harus berbuat sesuatu untuk
mengembangkan diri si anak secara keseluruhan meliputi tingkah laku yang
diharapkan dan membuat anak indigo merasa diakui keberadaannya oleh orang
tua mereka. Agar serta mereka dapat berinteraksi dengan orang tua mereka, mau
mematuhi peraturan yang telah diberlakukan orang tua mereka dan agar
komunikasi antara anak indigo dengan orang tua mereka menjadi lancar.
Dilatarbelakangi kondisi seperti di atas, maka peneliti tertarik untuk mengenal dan
memahami pola komunikasi orang tua yang memiliki anak indigo. Yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak indigo. Penelitian
ini mengidentifikasi bagaimana pola komunikasi orang tua pada anak indigo.
Pendekatan kualitatif yang digunakan ini meyakini bahwa realitas itu
berwajah banyak, bersifat holistik, dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan
kualitatif memandang individu itu sangat beragam sehingga tidak mungkin
dikelompokkan dalam satu sifat. Di sini akan diteliti mengenai pola komunikasi
orang tua yang memiliki anak indigo didasarkan pada data kualitatif yang
diperoleh dengan teknik in-depth interview. Peneliti menggunakan teknik in-depth
interview sebagai teknik pengumpulan data, karena teknik memungkinkan untuk
menggali bagaimana pola komunikasi orang tua, aksi, dan interaksi berlangsung
di antara subyek penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi apa saja mengenai bagaimana pola komunikasi o
ki anak indigo, di mana yang dijadikan partisipan adalah orang tua yang
memiliki anak indigo.