Apa itu anak indigo?

Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya. Anak indigo pada umumnya tidak menginginkan
diperlakukan sebagai anak-anak. Tidak jarang mereka sering tidak menuruti bahkan
membantah nasehat orang tua mereka. Orang tua kebanyakan tidak dapat berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anaknya yang indigo, sehingga orang tua tidak dapat
menyampaikan pesannya kepada anak anaknya yang indigo. Seperti diketahui, anak
indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan
orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan emosional antara orang tua dan anaknya
yang indigo agar dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa pola
komunikasi dan dukungan yang baik dalam keluarga yang mempunyai anak indigo, maka
anak indigo tidak akan berkembang dengan baik sesuai yang diharapkan orang tua, oleh
karena itu pola komunikasi sangat dibutuhkan untuk menggali kelebihan serta bakat anak.
Disini komunikasi antara orang tua dan anak indigo adalah saran yang paling utama.
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah teori pola komunikasi hubungan orang tua dengan anak yaitu autoritarian
(cenderung bersikap bermusuhan), permissive (cenderung berperilaku bebas) dan
authoritative (cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan depth interview (wawancara mendalam) dan observasi (pengamatan) pada
beberapa keluarga yang meliputi orang tua (ibu rumah tangga) yang memiliki anak indigo
sebagai informan untuk mengetahui permasalahan penelitian yang terjadi antara ibu
dengan anak indigo. Setelah data diperoleh, peneliti akan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan dan mengkategorikan sesuai pola komunikasi keluarga hubungan ibu
dengan anak secara deskriptif.
Hasil analisis data terdapat 4 orang ibu yang memiliki anak indigo sebagai
informan yang dijadikan subyek penelitian. Dua orang ibu di antaranya menganut pola
komunikasi secara otoriter atau authoritarian. Satu orang ibu menganut pola komunikasi
permissive atau cenderung membebaskan dan sisanya menganut pola komunikasi
demokratis atau authoritative .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga yang banyak
diterapkan ibu menggunakan pola komunikasi authoritarian (cenderung bersikap
bermusuhan). Pada pola komunikasi ini orang tua (ibu) merasa mempunyai wewenang
yang besar pada anak, seperti menghukum secara fisik, tidak memberikan kebebasan
berpendapat dan mengatur anak sesuai kehendak orang tua (ibu). Tetapi ada saat-saat di
mana seorang ibu penganut pola otoriter menerapkan pola komunikasi permisive di saat
ibu membebaskan anaknya dalam bersosialisasi.

{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook
Original Template By Belajar SEO Blogspot - Himajiesized By Dayz Hidayat