Peran penting komunikasi tehadap anak indigo


Komunikasi adalah segala sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan
manusia untuk mempertahankan hidupnya.Kehidupan manusia tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan komunikasi, karena manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain untuk mempertahankan hidupnya.Komunikasi antar
manusia tercipta melalui komunikasi, baik itu komunikasi verbal (bahasa) maupun
nonverbal (simbol, gambar, atau media komunikasi lainnya).Selain untuk
mempertahankan hidupnya, komunikasi juga mempunyai fungsi untuk
memelihara hubungan dan memperoeh kebahagiaan.

Kata komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna mengenai suatu hal

Komunikasi mempunyai banyak makna namun dari sekian banyak definisi
dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki yaitu
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung
secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjalin atau
berlangsung antara dua orang atau sekelompok kecil orang. Dengan pengertian
lain, komunikasi antar pribadi yaitu proses pengiriman pesan dari seseorang dan
diterima oleh seseorang dengan efek dan timbal balik yang langsung.

komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara
seorang komunikator dengan komunikan yang dianggap palng efektif untuk
mengubah sikap, pendapat serta perilaku manusia. Dan suatu kesimpulan yang
bisa terlihat dari berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa komunikasi
antar pribadi mempunyai hubungan erat dengan sikap dan perilaku manusia.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi individual atau komunikasi
yang terjadi dalam keluarga. Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung
secara timbal balik serta silih berganti, bisa dari anak ke orang tua atau dari orang
tua ke anak, ataupun dari anak ke anak. Tanggung jawab orang tua dalam
komunikasi keluarga adalah mendidik.
Dalam konteks komunikasi keluarga, sistem pesan yang dimiliki keluarga
merupakan sistem yang unik. Setiap keluarga pasti memiliki sistem pesan yang
unik untuk menyediakan makna sehubungan dengan fungsi utamanya memberi
bentuk pada kehidupan berkeluarga. Dengan kata lain, sebagai penyedia
komunikasi untuk memberikan bentuk dan isi dalam kehidupan berkeluarga ketika
anggota terlibat dalam fungsi yang terkait dengan keluarga

Keluarga sebagai sistem terkecil dalam sebuah masyarakat memiliki
fungsi – fungsi yang secara umum meletakkan dasar kehidupan dan membantu
generasi penerusnya untuk bertahan. Maka peran orang tua sebagai peran utama
dalam keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki peranan
yang penting dalam pembentukan dan perkembangan mental anak.

Hubungan keluarga dapat terganggu oleh kehadiran seorang anak yang
kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya seperti anak indigo.
Karena anak indigo memiliki kemampuan khusus yang membutuhkan peranan
besar dari kedua orang tuanya dalam proses pembentukan karakter dan mental
anak tersebut.
Walaupun mereka telah sampai pada usia remaja sampai dewasa sekali
pun, peranan orang tua dalam memahami dan mendidik anak – anak yang
dikategorikan memiliki ’dunia sendiri’ atau dapat berkomunikasi dengan bangsabangsa
halus ini masih tetap dibutuhkan.
Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa jumlah anak yang
memiliki cakra mata ketiga atau yang biasa disebut dengan anak indigo dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Lebih dari 85% anak Indigo lahir tahun 1992 atau
sesudahnya, 90% lahir tahun 1994, dan 95% atau lebih lahir saat ini (beberapa
orang mengatakan 99%) adalah anak-anak Indigo. (www.google.com,13 Oktober
2009 : 20.52 WIB). Namun tidak ada data yang valid mengenai jumlah anak
indigo yang lahir di dunia ini dikarenakan kurangnya k
Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia dan
memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku
Understanding Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk
mengelompokkan pola dasar perangai manusia melalui warna aura, mendapat
dukungan psikiater Dr. McGreggor di San Diego University. Dalam klasifikasi
yang baru itu Nancy membahas warna nila yang muncul kuat pada hampir 80
persen aura anak-anak yang lahir setelah 1980. Warna itu bisa dilihat dengan Foto
Kirlian atau dengan alat generasi baru sejenis seperti Video Aura.
Warna nila menempati urutan keenam pada spektrum warna pelangi
maupun pada deretan vertikal cakra (dari bawah ke atas), dalam bahasa
Sansekerta disebut Cakra Ajna, yang terletak di dahi, di antara dua mata.
Anak indigo adalah anak-anak yang memiliki aura dominan berwarna
nila, namun fisiknya sama seperti anak lainnya. Di samping i
tidak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara
maupun prosedur yang ada.Anak indigo memiliki kebijaksanaan yang tinggi dan
tingkat kesadaran ”di luar tahun”. Mereka bisa menjadi sangat blak – blakan
ketika mereka sedang berbicara. Seorang anak indigo akan berbicara seperti
layaknya orang dewasa sehingga menyebabkan orang tua mereka kesulitan untuk
berkomunikasi dengan mereka.
Anak indigo sering didiagnosis dengan Hiperaktif Attention Deficit
Disorder (ADHD) bahwa mereka menjadi tidak ramah ketika berada dalam suatu
komunitas bukan orang indigo. Mereka adalah orang – orang yang sangat energik
dan senang menjelaskan sesuatu. Mereka juga cenderung sangat animasi dan
dramatis. Kekeliruan identifikasi terhadap anak Indigo sebagai anak kurang
perhatian dan hiperaktif atau ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan
Kekurangan Perhatian) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder =
Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) adalah salah satu sebab kesalahan
perlakuan terhadap mereka sehingga menyebabkan orang tua men
ga memiliki kemampuan intrapersonal yang berbeda, dan merupakan suatu
tingkat kesadaran diri yang berbeda.
Pandangan yang mengaitkan para anak indigo dengan sesuatu yang
bersifat irasional dan cenderung mistis di Indonesia sudah menjadi suatu stigma
yang berlaku, karena memang terkait dengan kebudayaan masyarakat Indonesia
itu sendiri, sebagian besar masih memiliki kebudayaan mistis yang kental. Dalam
kelahirannya di negeri Indonesia masih banyak juga yang tidak perduli dengan
fenomena ini dan juga banyak yang tidak mengetahui.
Banyak anak-anak indigo yang tidak dapat menyalurkan bakatnya, hal
ini banyak terjadi akibat dari pola asuh orang tua yang melihat keberadaan mereka
sebagai sesuatu yang aneh dan menjurus pada penyakit. Maka, tak jarang pada
awal kemunculannya, mereka dikatakan sebagai anak yang aneh, anak yang tidak
wajar dan sangat mengganggu. Selain itu, perilaku hiperaktif mereka di cap
sebagai anak yang tidak mau patuh atau bandel.
Akibatnya mereka merasa tertekan dan merasa tidak nyaman dengan
keadaan mereka. Belum lagi penolakan secara terang-terangan terhadap mereka
yang menyebabkan tekanan mental (psikis) pada awal kehidupannya. Hal itu
sangat berbahaya bagi pekembangan karakter dan mentalnya di masa mendatang
jika tidak dengan segera ditangani.
Menurut pemahaman orang awam (selain indigo), kemampuan indigo
dianggap sebagai penyakit. Karena pada umumnya, lingkungan disekitar anakanak
indigo, menganggap perilaku mereka berbeda dari perilaku
Anak indigo dilahirkan ke dunia dengan tantangan yang tidak mudah
dilalui. Mereka berada pada tingkat sensitivitas yang tinggi dan sulit dipahami,
sehingga hanya dapat diterima oleh orangtua yang bersifat tidak menentang. Sifat
non-konformis terhadap sistem dan disiplin yang ada akan menyulitkan mereka
untuk mematuhi sistem peraturan yang di miliki oleh orang tua mereka. Anak
indigo lebih bersikap acuh ketika dihadapkan pada aturan-aturan yang telah
diberlakukan orang tua terhadap mereka. Mereka akan cenderung bersikap
melanggar dan menentang peraturan tersebut. Sifat ini akan menyulitkan orang tua
untuk mengajak mereka untuk berkomunikasi dan memahami apa yang mereka
inginkan.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Wendy Chapman, 1982, peneliti dari
Inggris, yang menjelaskan bahwa anak indigo adalah anak-anak yang umumnya
tidak mudah diatur oleh kekuasaan, tidak mudah berkompromi, emosional dan
beberapa diantaranya memiliki tubuh rentan, sangat berbakat atau berkemampuan
akademis baik, dan mempunyai kemampuan metafisis. Mereka bisa melihat
permasalahan lebih mendalam. Intuisi anak seperti itu juga kuat.
(www.google.com, 14 Oktober 2009, 23.21 WIB). Ketika orang tua berbohong
terhadap mereka pun , mereka akan segera mengetahuinya dan menyebabkan
keengganan mereka untuk berkomunikasi lagi dengan orang tua mereka. Apabila
komunikasi yang terjadi demikian, maka akan membuat sang anak tidak pernah
percaya lagi terhadap orang tua mereka dan cenderung menyepelekan orang tua
mereka di kala sang anak diajak untuk berkomunikasi lagi.
Kebanyakan anak indigo menjadi anti sosial karena lingkungan tidak mau
menerima apa adanya, memahami visi, misi dan cita – cita mereka yang mulia
akan kehidupan ini. Anak indigo yang frustasi dengan sikap penolakan di
lingkungan mereka, khususnya orang tua mereka. Inilah yang menyebabkan
adanya gangguan komunikasi antara anak dan orang
lingkungan sosialnya di luar indigo. Hal ini tentu
p bebas), atau dengan pola Authoritative (cenderung bersikap menghindar
dari kegelisahan, kekacauan).
Sebagai orang tua, mereka harus berbuat sesuatu untuk
mengembangkan diri si anak secara keseluruhan meliputi tingkah laku yang
diharapkan dan membuat anak indigo merasa diakui keberadaannya oleh orang
tua mereka. Agar serta mereka dapat berinteraksi dengan orang tua mereka, mau
mematuhi peraturan yang telah diberlakukan orang tua mereka dan agar
komunikasi antara anak indigo dengan orang tua mereka menjadi lancar.
Dilatarbelakangi kondisi seperti di atas, maka peneliti tertarik untuk mengenal dan
memahami pola komunikasi orang tua yang memiliki anak indigo. Yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak indigo. Penelitian
ini mengidentifikasi bagaimana pola komunikasi orang tua pada anak indigo.
Pendekatan kualitatif yang digunakan ini meyakini bahwa realitas itu
berwajah banyak, bersifat holistik, dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan
kualitatif memandang individu itu sangat beragam sehingga tidak mungkin
dikelompokkan dalam satu sifat. Di sini akan diteliti mengenai pola komunikasi
orang tua yang memiliki anak indigo didasarkan pada data kualitatif yang
diperoleh dengan teknik in-depth interview. Peneliti menggunakan teknik in-depth
interview sebagai teknik pengumpulan data, karena teknik memungkinkan untuk
menggali bagaimana pola komunikasi orang tua, aksi, dan interaksi berlangsung
di antara subyek penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi apa saja mengenai bagaimana pola komunikasi o
ki anak indigo, di mana yang dijadikan partisipan adalah orang tua yang
memiliki anak indigo.











Prilaku anak indigo


- Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua

- Bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;

- Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress;

- Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah;

- Anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD atau ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus;

- Anak ini sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang kebanyakan;

- Anak-anak ini belajar secara visual dan kinestetik, mereka dapat mengingat apa yang terekam dalam otak dan menciptakan melalui tangan;

- Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Meskipun hal ini bukanlah sifat sebenarnya;

- Anak memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk pengasuhan.

Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional atau kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang bagi mereka akan memiliki self esteem yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (tugas sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukkan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang berlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orangtuanya.

Anak indigo memiliki getaran energi yang tinggi dengan pola yang menetap, yang kemudian ditunjukkan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini menciptakan perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang mengenyampingkan pemikiran logis dan proses berpikir rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukkan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih.

Memahami energi dasar dan mampu mengamati keadaan energi pada saat anak sedang tidak stabil sangatlah membantu bagi orang tua atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai energi dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajarkan anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan energi dan cara untuk mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada energi yang negatif.

Penderitaan yang di hadapi oleh anak indigo


9 Penderitaan yang Ditanggung Anak Indigo Terlahir sebagai anak Indigo bukanlah sebuah pilihan, tetapi merupakan takdir yang tidak bisa dihindari. Ketika dia menyadari kehadirannya bukan sebagai orang biasa, merasakan kemarahan yang besar terhadap perilaku manusia yang buruk dan jahat, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, ingin merubah dunia menjadi lebih baik dengan kekuatan sendiri, saat itu dia tidak bisa lagi melepaskan diri dari tanggung jawab, karena dia sudah menyadari bahwa dia adalah seorang anak Indigo.
Hari-harinya dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran yang mendesak, susah tidur dengan tenang, dan penglihatan-penglihatan yang mengganggu pikiran dan perasaan, sepertinya hidupnya sudah ditakdirkan untuk menanggung semua itu. Dia mungkin bisa melupakannya untuk beberapa saat, tetapi pemikiran-pemikiran dan suara-suara akan terus mengisi hari dan malamnya.
Berikut adalah 10 penderitaan yang harus ditanggung oleh anak Indigo sebagai resiko keindigoannya. Dampaknya bisa dikurangi apabila mendapatkan bimbingan dan penyembuhan yang tepat. Bagi sebagian anak Indigo proses penyembuhan bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.
1. Sakit kepala yang hebat
Hampir semua indigo pernah mengalami sakit kepala yang hebat. Hal ini disebabkan proses berpikir yang keras tanpa dikehendaki, banyak hal yang ingin dilakukan tapi tidak bisa diatasi, dan pikiran yang terlalu luas memasuki hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya. Kondisi ini memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat.
Terapi obat mungkin bisa membantu, tetapi bersifat non permanen dan beresiko kelebihan pemakaian karena penggunaan yang terus-menerus. Meditasi dan perbaikan aura cakra adalah terapi terbaik, selain bisa dilakukan sendiri juga mempunyai resiko yang lebih ringan. Mungkin juga perlu belajar memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah.

2. Susah tidur
Suara-suara yang mengganggu, penampakan-penampakan, melihat penderitaan alam, sukma yang berjalan kemana-mana, dan pemikiran-pemikiran idealis yang menuntut perwujudan membuat seorang anak indigo susah untuk tidur. Walaupun mata terpejam tetapi tetap mendengar dan berpikir.
Anak Indigo harus belajar untuk sering berkoneksi dengan Tuhan lebih intensif dan berpasrah dengan segenap jiwa kepada-Nya. Lepaskan semua beban pikiran, mintalah pentunjuk dan serahkan kepada-Nya untuk menyelesaikan.

3. Lambung yang lemah
Salah satu organ tubuh yang paling menderita disebabkan stress karena berpikir dengan berat adalah lambung. Lambung yang lemah akan bereaksi negatif berupa produksi asam lambung yang berlebihan pada saat anak Indigo stress. Makan obat sakit lambung secukupnya dan perbanyak ibadah serta lakukan meditasi untuk penenangan.

4. Empati yang menyakitkan
Tidak mudah untuk berempati terhadap penderitaan orang lain, atau alam yang sedang dizholimi oleh manusia-manusia jahat dan serakah, sedangkan sedikit yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan buruk itu. Rasa empati ini sering kali berakibat buruk kepada anak Indigo. Disebabkan kepekaan yang berlebihan pada anak Indigo, rasa empati yang mendalam bisa menjadikan dirinya ikut menderita. Rasa empati terhadap orang yang sakit bisa membuat anak Indigo menderita penyakit yang sama, seperti terjadi penularan walaupun bukan penyakit yang menular.
Untuk mengurangi efek negatif rasa empati yang mendalam ini sebagian anak Indigo mengambil sikap tidak acuh yang berlebihan. Sehingga mereka tampak sebagai anak yang tidak peduli lingkungan sosial dan tidak mau bergaul.
Sebaiknya rasa empati disalurkan ke dalam bentuk tindakan langsung seperti mengobati orang yang sakit atau berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan dan kebaikan orang lain. Penyaluran energi dalam bentuk kepasrahan kepada Tuhan adalah jalan yang paling efektif.

5. Rasa marah yang mendesak
Rasa marah melihat perilaku manusia yang buruk dan jahat adalah alasan utama seorang anak Indigo ingin menunaikan kewajibannya. Rasa marah ini kemudian berwujud menjadi semangat yang besar untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bagi anak Indigo yang belum menemukan jati dirinya, biasanya rasa marah ini bisa berakibat buruk terhadap perilakunya kepada orang di sekitarnya. Perlawanan dan protes-protes akan selalu ditunjukkannya kepada orang di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara-saudaranya dan guru di sekolah yang tidak memahami keadaannya.

6. Kepribadian yang berubah-ubah
Persinggungan anak Indigo dengan dimensi supranatural yang terlalu sering dan mendalam mengakibatkan pengaruh negatif berupa “jejak yang tertinggal”. Hal ini semacam sisa-sisa efek elektromagnetik pada sel-sel otak. Jejak-jejak dimensi lain ini kemudian akan berulang berupa “kunjungan-kunjungan” yang berlanjut.
Karena suara dari dimensi lain itu datang berupa gelombang yang kemudian ditafsirkan sebagai suara di dalam batin, seringkali anak Indigo mengalami efek kebingungan berupa kepribadian ganda. Bahkan seringkali antar “pribadi” terjadi pertentangan pendapat dalam menghadapi suatu permasalahan.
Untuk mengatasi hal ini anak Indigo harus mempertajam indera keenamnya untuk membedakan setiap “pribadi” yang datang. Mungkin diri anak indigo akan menjadi sebuah forum pertemuan berbagai “pribadi”, namun sebagai pribadi yang bebas seorang anak Indigo harus mampu mandiri dan mempunyai pandangan atau keyakinan sendiri yang kuat. Jadikan setiap informasi yang datang sebagai pengetahuan dan dimanfaatkan seperlunya sesuai dengan kebutuhan.

7. Dilematis
Ada sebagian anak Indigo – umumnya yang sudah menginjak remaja – yang mengalami kebingungan untuk memilih antara dua hal, apakah akan terus menjadi anak Indigo dengan segala atribut dan tanggung jawabnya atau berusaha memadamkan keindigoannya dan tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kedua pilihan itu sama-sama tidak enak, terlebih-lebih kalau harus memadamkan keindigoan sedangkan tuntutan tanggung jawab terus mengejar-ngejar. Bisa-bisa hidup seorang Indigo akan dihantui perasaan bersalah sampai dewasanya.

8. Cap “aneh”
Cap “aneh” sebetulnya hal lumrah bagi seorang Indigo. Tetapi stempel “aneh” ini akan menjadi permasalahan serius bagi anak-anak yang belum bisa menerima penolakan lingkungan. Perlu pengertian orang tua dan orang di sekitarnya untuk tidak terlalu memposisikan anak Indigo sebagai “alien” di lingkungannya sendiri.

9. Dijauhi teman-teman
Beberapa anak Indigo dijauhi dalam pergaulan teman sebayanya karena dia lebih sering menjadi “orang tua” bagi teman-temannya, ketimbang sebagai teman bermain. Peringatan-peringatan, nasehat dan larangan-larangan membuat anak-anak lain jengkel dan menjauh.
Walaupun kesendirian lebih disukai oleh anak Indigo daripada berkumpul dengan teman-temannya, sebaiknya dia tetap harus bersosialisasi dengan tetap bersekolah dan bermain bersama keluarga.
Bagi para orang tua dan guru anak-anak Indigo hendaknya memahami bahwa anak Indigo mempunyai kondisi kejiwaan yang khusus. Pemahaman orang-orang di sekitarnya atas keadaan mereka akan sangat membantu penyembuhan luka batin yang dialaminya. Menjadi tanggung jawab kita bersama menghantarkan mereka menuju keberhasilan hidup di masa dewasanya kelak.

Apa itu anak indigo?

Indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya. Anak indigo pada umumnya tidak menginginkan
diperlakukan sebagai anak-anak. Tidak jarang mereka sering tidak menuruti bahkan
membantah nasehat orang tua mereka. Orang tua kebanyakan tidak dapat berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anaknya yang indigo, sehingga orang tua tidak dapat
menyampaikan pesannya kepada anak anaknya yang indigo. Seperti diketahui, anak
indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan
orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan emosional antara orang tua dan anaknya
yang indigo agar dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa pola
komunikasi dan dukungan yang baik dalam keluarga yang mempunyai anak indigo, maka
anak indigo tidak akan berkembang dengan baik sesuai yang diharapkan orang tua, oleh
karena itu pola komunikasi sangat dibutuhkan untuk menggali kelebihan serta bakat anak.
Disini komunikasi antara orang tua dan anak indigo adalah saran yang paling utama.
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah teori pola komunikasi hubungan orang tua dengan anak yaitu autoritarian
(cenderung bersikap bermusuhan), permissive (cenderung berperilaku bebas) dan
authoritative (cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan depth interview (wawancara mendalam) dan observasi (pengamatan) pada
beberapa keluarga yang meliputi orang tua (ibu rumah tangga) yang memiliki anak indigo
sebagai informan untuk mengetahui permasalahan penelitian yang terjadi antara ibu
dengan anak indigo. Setelah data diperoleh, peneliti akan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan dan mengkategorikan sesuai pola komunikasi keluarga hubungan ibu
dengan anak secara deskriptif.
Hasil analisis data terdapat 4 orang ibu yang memiliki anak indigo sebagai
informan yang dijadikan subyek penelitian. Dua orang ibu di antaranya menganut pola
komunikasi secara otoriter atau authoritarian. Satu orang ibu menganut pola komunikasi
permissive atau cenderung membebaskan dan sisanya menganut pola komunikasi
demokratis atau authoritative .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga yang banyak
diterapkan ibu menggunakan pola komunikasi authoritarian (cenderung bersikap
bermusuhan). Pada pola komunikasi ini orang tua (ibu) merasa mempunyai wewenang
yang besar pada anak, seperti menghukum secara fisik, tidak memberikan kebebasan
berpendapat dan mengatur anak sesuai kehendak orang tua (ibu). Tetapi ada saat-saat di
mana seorang ibu penganut pola otoriter menerapkan pola komunikasi permisive di saat
ibu membebaskan anaknya dalam bersosialisasi.

 
Yahoo Messenger
Send Me IM!
Google Plus
Add Me To Your Circle!
Twitter
Follow Me!
Facebook
Add My Facebook
Original Template By Belajar SEO Blogspot - Himajiesized By Dayz Hidayat